HANYA DALAM PIKIRANNYA


Dalam pikirannya, lelaki itu adalah penjara bagi dirinya sendiri, sebuah ruang gelap tanpa pintu atau jendela, di mana bayangan-bayangan ketakutan dan rasa bersalah menari tanpa henti. Setiap percakapan dengan dirinya sendiri menjadi ajang penghukuman, di mana ia adalah hakim, jaksa, dan terdakwa sekaligus. Ia merasakan setiap kata yang tak diucapkan menumpuk menjadi beban yang tak terhingga, menggumpal seperti kabut tebal yang mencegah cahaya masuk. Segala hal yang seharusnya ia bagi, ia kubur dalam-dalam dengan sekop bernama keheningan, sementara pikirannya terus berputar, mencari jalan keluar yang tak pernah ada. Ia tidak lagi tahu mana yang lebih menyakitkan: perasaan hampa yang menggerogoti atau tekanan yang menghimpitnya dari segala arah.

Postingan Populer