MASIH BELAJAR BERTAHAN
A da saat di mana ia ingin berteriak . Ingin menjeritkan semua beban yang dipikulnya. Namun suara itu tertahan di kerongkongan. Takut terdengar. Khawatir isyarat kelelahannya akan ditangkap sebagai keluhan . Di dalam pikirannya, pertempuran sengit terus berkecamuk. Antara keinginan untuk beristirahat dan tuntutan untuk terus bertahan . Ia ingin jujur . Ingin mengaku bahwa ada hari-hari di mana rasanya tak sanggup lagi. Namun kata-kata itu berbalik arah. Mengubur diri dalam diam. Karena pengakuan tulus seringkali berubah menjadi senjata. Kelak, di kala marah, bisa jadi kelemahannya akan diingat-ingat. Disulut kembali untuk membuktikan bahwa ia tidaklah sempurna . Lalu datanglah hari di mana tekanan itu memuncak . Tatapan kosong dari sekitarnya, desakan kecil yang terasa seperti tuntutan besar, dan ia pun meledak. Kata-kata keras terlontar. Suara meninggi. Semua emosi yang tertahan lama akhirnya menemukan jalannya keluar. Namun sesaat setelah ledakan itu reda, yang tersisa hanya penye...