Buku karangan Haryono Kunto, terbitan PT. GRANESIA Cetakan ke-3 menggambarkan "wajah" Kota Bandung tempo dulu. Banyak cerita dan photo juga lukisan meski b/w di buku ini. Mulai dari wajah Gedung Sate, Alun-alun Bandung, Via Duck (Viade), Lembah Siliwangi (Babakan Siliwangi) sampai suasana jalan Braga. "Aen een negrije genaemt Bandong betaende uijt 25 a 30 huysen." (Juliaen de Silca, 1641) Yang artinya menurut buku ini, "Ada sebuah negeri dinamakan Bandong yang terdiri atas 25 sampai 30 rumah". Sekarang Bandung sudah penuh sesak, pepohonan sebagian sudah "menghilang". Proyek pelebaran jalan di sana-sini untuk kemajuan dan kelancaran di Bandung, yang jelas semakin sumpek dan tidak beraturan saja di Bandung. Yang menjadi cerita pahit di ujung lidah adalah, ciri khas kota Bandung sekarang sudah sama sekali terhapus oleh arti kata "modernisasi" Saya pernah dengar cerita dari beberapa "orang tua", nonton acara di tv, baca di buku...