SAMBIL BERBISIK LIRIH - TERSERAH KAMU SAJA

Mulai sekarang, aku memilih untuk melepaskan tali yang selama ini kukira harus selalu kukendalikan. Bukan karena lelah, tapi karena aku sadar: angin tak pernah meminta izin untuk berhembus, dan laut tak pernah meminta petunjuk untuk mengalir. "Terserah kamu saja," adalah pintu yang kubuka lebar, bukan untuk lari dari tanggung jawab, tapi untuk memberi ruang pada kebebasan yang mungkin selama ini terpenjara oleh asumsiku. Biarlah pilihanmu menjadi cermin yang memantulkan jalanmu sendiri, tanpa bayang-bayangku yang mungkin hanya jadi penghalang.  


Dalam diam, aku belajar bahwa tidak semua hal perlu diatur, tidak semua jawaban harus kuberi. Seperti tanah yang membiarkan benih tumbuh sesuai kodratnya, aku pun ingin membiarkanmu menemukan ritmemu sendiri. "Terserah kamu saja," adalah sindiran halus untuk diriku sendiri, yang seringkali terjebak dalam ilusi kontrol. Bukankah hidup ini seperti sungai yang mengalir? Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah membiarkannya mencari jalannya sendiri, tanpa terus-menerus mencoba membendung atau mengarahkannya.  

Dan pada akhirnya, kata-kata ini bukanlah tanda menyerah, melainkan bentuk kepercayaan yang lebih dalam. Aku tak lagi ingin menjadi nahkoda yang memaksakan arah, tapi lebih menjadi penonton yang menghargai setiap adegan dalam ceritamu. "Terserah kamu saja," adalah pengakuan bahwa kebijaksanaan sejati terletak pada kemampuan untuk melepaskan, bukan mengikat. Biarlah waktu yang menjadi guru, dan pengalaman yang menjadi penuntun. Aku hanya akan berdiri di sini, menyaksikan dengan hati yang terbuka, sambil berbisik lirih: "Terserah kamu saja."

Share: