Hari ini, aku teringat pada mereka, pada apa dan mamah. Badan mereka tak lagi seperti dulu. Waktu sudah meninggalkan bekasnya, dan aku bisa merasakannya. Aku melihat mereka berjalan perlahan, tubuh yang dulu kuat kini lebih rapuh, semakin rentan terhadap segala yang datang. 🫂Mereka sering pergi ke rumah sakit, menghadap prosedur yang tak habis-habisnya. Tapi yang membuatku tertegun adalah kenyataan bahwa mereka selalu pergi sendiri. Di sana, di antara kerumunan orang yang datang dan pergi, mereka sendirian. Mengambil nomor antrian, menunggu giliran, bertemu dokter, membawa resep, dan mengantri lagi di apotek. Semua itu dilakukan tanpa ada yang menemani.
Photo by 花見 瀬田 on Unsplash
Aku tak pernah benar-benar merasakannya sebelumnya. Betapa rumit dan melelahkannya semua itu. Aku hanya tahu bahwa mereka selalu melakukannya, tanpa keluh, tanpa meminta bantuan. Sementara aku, entah bagaimana merasa terlalu sibuk dengan kehidupanku sendiri. Waktu begitu cepat berlalu ⌛, dan aku tak pernah benar-benar menyadari betapa pentingnya menjadi bagian dari masa-masa ini, masa-masa ketika mereka membutuhkan lebih dari sekadar doa dari jauh. Ketika aku masih bisa menemani mereka, aku malah sering tidak ada di sana.
Aku merasa seperti terlambat untuk menyadari semua itu 🥹. Aku hanya berharap, semoga aku masih diberi kesempatan untuk membahagiakan mereka, semoga waktu masih memberiku peluang untuk menunjukkan bahwa aku peduli. Aku ingin melakukan lebih banyak hal untuk mereka, memberikan lebih banyak waktu, karena setiap detik yang terlewatkan tanpa menemani mereka adalah waktu yang terbuang begitu saja.
Semoga aku diberi kesempatan. Doakan aku, mah. Semangatin aku, pa. Aku berjanji untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada. Aku ingin membuat kalian bahagia, karena kalian adalah segalanya bagiku. 💖