Mana mungkin aku bisa terbang bebas..

Andai kau tahu betapa sengsaranya diriku. Seminggu sudah aku berdiri di sini, dalam derasnya hujan dan teriknya pancaran sinar matahari. Selama ini orang-orang berlalu lalang tanpa menghiraukan, menganggap diri ini tidak ada. Bahkan sepertinya sudah menjadi bagian dari sesuatu yang tidak berguna.
Hanya plat besi “roll” penuh karat ini yang setia menemaniku di sini. Itu juga karena plat besi ini tidak bisa bergerak. Dan kalaupun bisa pasti sudah “menggelinding” menjauh karena bosan. Apalagi daku, daku sudah bosan stadium sembilan. Terpuruk di sini, di samping benteng yang sepertinya sebentar lagi “rugrug”


Bayangkan, setiap hari penuh kenyang dengan kebosanan. Jika malam tiba, aku menjadi saksi bisu aktifitas tikus yang berkeliaran berlari ke sana ke sini. Aku juga ingin seperti mereka, berlarian ke sana dan ke sini, tapi apa daya aku dalam keadaan rusak.

Hari ini aku sudah diperbaiki, aku sudah bisa berjalan ke sana kemari. Kadang aku sering terperosok di area parkir. Karena memang area parkir tanahnya kurang padat. Kadang aku hanya berjalan maju mundur bersama orang yang sedang belajar mengemudi.

Aku ingin bebas lepas seperti burung merpati yang setiap pagi lewat di atas kepalaku. Burung yang terbang lepas dan menjatuhkan cairan “menyebalkan” di depan ku. Dasar burung “teu nyakola!” Tapi aku mengerti, jika aku ditakdirkan mempunyai sayap seperti burung merpati tadi, mungkin akan mengejutkan semua orang. Mungkin akan membuat takut orang-orang sekitarnya. Tapi itu hanya mimpi belaka, mana mungkin forklift mempunyai sayap ? Itu akan menyalahi manual book yang sudah pabrik keluarkan beberapa tahun lalu pada saat aku dirakit.

Komentar