HARI INI HARI SENIN LOH

Hari ini hari senin, entah mengapa hari senin banyak orang berkomentar kurang baik, kecuali kalau hari seninnya tepat pada tanggal awal bulan. Itu juga kalau tidak bertepatan dengan tanggal merah.

Terakhir menulis postingan lama sekali. Padahal susah beberapa kali menulis postingan tidak pernah selesai.Sibuk ? Mungkin iyah, tidak ada waktu untuk nulis ? Engga juga. Pekerjaan utama butuh perhatian lebih. (ciee..!) memang iyah sih, kepengurusan pekerjaan “nyangkut” dengan masalah kepengurusan sumber dayanya. Mengatur sdm itu susahnya minta ampun! Masalah-masalah yang sifatnya personal campur aduk dengan pekerjaan. Mencoba untuk tidak seperti itu susah, apalagi yang namanya ngatur orang. Beneran bisa bikin rambut indah hitam menghilang, menjadi kepala botak penuh uban


Kadang migren. Nah ini kalau sudah migren bawaannya esmosi.

Ceritanya super sibuk, sampai jadwal makan aja berantakan, tapi anehnya tetep bohay. Buktinya celana jeans sudah banyak yang pensiun, gara-gara ukuran pinggang yang asalnya proposional sekarang membesar tidak beraturan. (sudah saatnya milih pakaian katun custom order alias ngejait sendiri, hueks!) itu masalah besarnya,... dan memang benar-benar besar!

Kalau tidur malah sekarang suka ngigau, suka teriak-teriak “cikidaw-cikidaw” dan “aweu-aweu”.

Tapi kalau di sosial media masih eksis dong, minimal satu hari satu status. Atau kadang satu photo narsis yang pada bingkai bawahnya ada tulisan sedikit ektrim dan sederhanda “Ganteng dan Gaya” Bagian paling nyebelin adalah ; orang-orang lebih banyak berkomentar mengenai tulisan ini ketimbang photonya. Mereka menganggap saya kurang menghargai kenyataan. Sialan!

Ada yang bilang menulis itu mudah, ya mudah kalau menulis cuman nyalin dari koran. Coba kalau korannya koran harian selama sebulan, bisa kusut tuh tangan. Kejadian nge-blank depan monitor itu sering, hampir setiap membuka aplikasi word-processor di dalam otak itu mendadak kram. Menulis dengan awalan kalimat apapun paling bertahan hanya lima menit. Dan itupun langsung dihapus kembali. Yang bilang menulis itu mudah mungkin buat mereka yang sudah “menelorkan” karya tulisan yang benar-benar menghasilkan uang. Dan sudah menjadi artis, meski satu buku mereka yang sudah terbit.

Ada dua orang teman yang kebetulan nasib mereka menulis buku sempat menghasilkan sesuatu, entah itu uang, ketenaran, follower, job manggung, dan lain-lain. Yang penting hasil karya buku mereka ada di toko buku langganan. (maksudnya paling deket jaraknya dengan rumah) salut, bangga, iri... iyah... sama duitnya! hehehehehe... tapi saya sendiri tidak ada usaha untuk ke sana. Malah sekarang kerja di perusahaan manufaktur, maksudnya kerjaan nyusun lembar faktur dan tagihan... hehehehe. Tapi seperti kata peribahasa di eropa, “cintailah pekerjaanmu, meski pekerjaanmu baru bisa membuatmu mengganti hape bekasmu dengan yang second” wakakaka..!

Komentar