Sabtu, menjelang malam minggu

Sabtu menjelang siang. Apa yang memutarbalikan situasi menyenangkan di hari sabtu siang yang cerah ini ?
Jawabannya ada di depan mata, diantara lain ; anak kecil yang betah menangis “ngadat” lama-lama dengan kemampuan bertahan menangis dengan frekuensi suara yang cukup membuat gendang telinga bergetar menggelikan, suara raungan motor dari rumah sebelah yang berkamuflase dengan bengkel motor “gelap”.

Kemudian gongongan paling nyaring dari seekor anjing peliharaan tetangga yang mungkin sedang asik berlatih “Cara yang baik dan benar menggonggong” atau “ barking for dummy dog” serta suara alunan musik “entah jenis lagu apa” yang jelas jenis musik ini pernah berjaya di jaman radio transistor pada masa tiga bulan setelah televisi tabung pertama kali ditemukan.

Capture
Sabtu yang indah dan cerah harus rela berubah menjadi kiamat “kecil” yang terjadi di lingkungan er-we sini. Di ujung gang tepat di dekat Lapangan bulu tangkis. Satu kepala keluarga beserta keluarga bahagianya sedang melaksanakan pemugaran tempat tinggalnya di lantai dua. Bahan bangungan seperti pasir, batu bata dan perkayuan tergeletak pasrah di samping lapangan.

Hasilnya sepanjang gang antara lapangan dan TKP (tempat kejadian pemugaran) menjadi ajang road race anak-anak kecil dengan sepeda roda tiga-nya.

Sekalipun motor Harley Davidson tidak bisa berlalu lalang di jalan depan rumah, tetapi jalan gang ini sangat “hidup” terbukti dengan dikukuhkannya jalan gang ini sebagai jalan protokol bagi para pengguna jalan baik pejalan kaki atau pengguna motor untuk mencapai jalan utama.

Tetap saja, jika ada yang nekat menggunakan jalan ini dengan mengendarai motor jenis Harley Davidson maka niscaya percayalah… anda akan melihat motor Harley terjebak di gang kilometer dua samping rumah Wak Haji yang jalannya agak menanjak dan di samping jalannya ada tiang rumah yang dengan cueknya nangkring beberapa sentimeter dari tembok terdekat.
Share: