Lebaran yang dirapel

lebaran yang dirapel Lebaran jadi besok rabu yach ? tanggal 31 Agustus 2011. Kalau sampai Pak Mentri Agama kebingungan lagi menentukan kapan hari lebaran kasihan Pak Koko dan Ceu Tati yang sudah menyiapkan hidangan rujak cukanya. Meski bisa diperpanjang umurnya dengan metode penyelamatan dimasukan ke dalam Freezer tetap saja tidak akan bisa bertahan lebih dari 2 hari.

Karena Pak Koko dan Ceu Tati tidak menggunakan pengawet buatan jadi rujak cukanya tidak bisa bertahan berminggu-minggu.


Ada juga cerita dari Tasikmalaya. Lembur istrinya si Akiew Dodong, katanya disana selain ramai dengan petasan disiapkan juga petasan etnik yaitu lodong yang berbahan bakar karbit dan merupakan petasan original di kampungnya. Ukurannya yang cukup besar sudah bisa ditebak bagaimana suaranya yg bisa membuat ayam betina langsung gagap. Sehari lalu ketika menunggu sidang istbat di televisi, di lembur istrinya Akiew Dodonk sudah siap dengan beberapa lodong untuk meramaikan malam takbiran yang dirapel.

Akhirnya malam ini, menurut penuturannya via sms. Malam takbiran di lembur sangat meriah. TIdak peduli dengan ayam-ayam betina milik tetangga mertuanya Akiew Dodonk yang mendadak jadi gagap gara-gara serangan suara lodong yang membahana. Kabar terakhir yang diterima, lodong-lodongnya tidak bertahan lama. Karena para penyulut lupa menyiapkan bahan bakar cadangan untuk lodongnya. Acara berlanjut dengan razia karbit ke tetangga-tetangga sekitar untuk diminta sebagai stok bahan bakar lodong.

Tim specialis takbiran dari kampung istrinya Akiew Dodonk harus terpaksa menunda aktifitas takbirannya. Mungkin sudah terlanjur mengumandangkan beberapa kalimat takbir meski akhirnya mendadak sepi. Menurut kabar yang kurang dapat dipercaya, dan jangan sekali-kali untuk percaya. Tim Specialis Takbiran mengganti aktifitasnya dengan main gapleh. Dengan hukumannya; barang siapa yang menjabat sebagai erte maka dihadiahi kalung tali rafia dengan hiasan etnik dari batu bata merah milik tetangga sebelah masjid yang sedang kuriak (bangun rumah).

Lain kisah dengan Ceu Heni Bonsay. Dimana orang lain mudik pulang kampung, nah ibu dua anak ini malah mudik ke kota Jakarta yang sekarang sudah kosong melongpong. Saking kosongnya, Ceu Heni bisa ngasuh anak kesayangannya di area tol dalam kota. Lumayan, ada kecurigaan Ceu Heni termasuk sindikat penjaga rumah-rumah kosong yang ditinggal mudik pemiliknya sebagai salah satu usaha sampingan di bidang sekuriti.

Ada lagi kisah dari Surabaya. Kang Emar yang aseli pituin urang Bandung sedang merantau ke kota Surabaya mengurus signal-signal yang jaman ini katanya sudah dapat dinikmati di pelosok desa. Kang Emar yang sehari lalu sudah memotong beberapa ayam kampungnya untuk hidangan lebaran merasa bingung, karena ayamnya sudah terlanjur dipotong terpaksa diangkut paksa untuk menginap di freezer tetangga yang notabene sudah penuh dengan hidangan-hidangan pending lainnya juga.

Lebaran yang dirapel. Meski ada beberapa kelompok yang tetap melaksanakan Hari Raya Lebarannya pada hari ini. Tidak mengurangi makna meriahnya malam takbiran. Contoh paling mudahnya ya di rumah; 3 mahluk berisik berumur 3 s/d 8 tahun bolak-balik ruangan tengah, ruang makan, dan dapur sambil berteriak-teriak..” sahurrrr…. sahurrr… sahurrr….” Mamang di sudut kamar terpuruk menikmati migrain. Rombongan 3 mahluk tersebut berhenti setelah salah satunya berteriak menangis karena tangannya digigit adik bungsunya yg berusia 2 tahun. Teriakan “sahurrr… sahur.. sahurr..” berganti dengan teriakan dan tangisan. Nah, ada yg aneh… anak kecil yang berusia 2 tahun itu juga ikut-ikutan menangis ketika mendengar petasan kembang api yang ramai mewarnai langit rumah kami.

Nah, itulah sekelumit kisah yang saya dengar, baca, simpulan, dan tuliskan pada kesempatan postingan kali ini.

Seluruh kru Udung.blogspot.com dan keluarga besar mengucapkan:
Minal Aidin Wal Fa,Idzin.. Mohon Ma,af lahir dan Batin….
[gbr atas dari terbaruzone.com]

Komentar