Aldi keponakanku

Beberapa hari lalu, di rumah kedatangan 2 keponakan dari Jakarta. Karena hari Jum`at tanggal 25 Maret lalu adalah hari libur. Aldi dan Silvi, Aldi adalah anak nomor satu dan Silvi adalah adiknya - Aldi kini masih sekolah di salah satu sekolah taman kanak swasta di Jakarta. Dan hasilnya rumah jadi semakin ramai, pagi-pagi sekali pesawat televisi di ruang tengah sudah menyala, maklum.. keponakannku ini penggemar berat serial kartun Dora the explorer dan Sponge Bob.


Tidak ada hal yang membedakan Aldi dengan anak-anak seusianya, hanya saja Aldi selalu saja berbicara, entah itu berupa komentar dengan apa yang dia lihat saat itu juga atau pun sekedar pernyataan spontan yang begitu saja keluar dari mulutnya. Satu cerita yang cukup membuat saya selalu tersenyum adalah Aldi anak laki-laki campuran darah Sunda dan Ambon ini pernah mengalami belajar di sekolahnya dengan mulut yang diplester dengan lakban (sejenis pita perekat). kenapa ? pasalnya Aldi dan kedua temannya selalu saja berbicara dan menanyakan apa yang tidak mereka fahami. Tentunya guru sang pengajar menjadi keteter, alias tidak sanggup menjawab semua pertanyaan Aldi. Dan Aldi bersama 2 orang temannya yang sama-sama mempunyai kebiasaan yang tidak jauh berbeda dengan Aldi, terpaksa belajar di kelas dengan mulut ter-plester.

Usai sekolah sang guru pun meminta ma`af kepada Ibu Aldi, bahwa sang guru berbuat begitu karena sudah bingung dan tidak tahu harus bagaimana caranya menghentikan pertanyaan-pertanyaan Aldi. Ibu Aldi memaklumi karena di rumah pun terjadi hal yang serupa, yang lucunya - Aldi dan ke-2 temannya termasuk anak-anak yang sering mendapatkan nilai A - dengan kata lain kemampuan Aldi jauh di atas rata-rata kemampuan teman-teman sekelasnya. Hampir saja sekolah akan mengeluarkannya dari sekolah, jika saja anak-anak aktif dan doyan bertanya ini tidak ada kemampuan lebih dari anak-anak lain seusianya. Dan hebatnya lagi, 90% nilai pada musim ulangan kemarin semua bernilai A.

Pernah suatu hari seorang guru wanita di sekolah Aldi, tidak biasanya bermake-up dan tampil tidak seperti hari-hari sebelumnya. Dengan polos Aldi berkomentar, "Wajah ibu kok jadi jelek !"

Hari minggu siang Aldi kembali ke Jakarta karena pada hari seninnya Aldi harus masuk sekolah seperti biasanya.