SEJEDA IKLAN

Setahun yang lalu..
Aku bangun pagi, mataku masih tertutup. Tapi aku sudah bangun dan sadar. Meski saat melepaskan bayangannya masih saja aku tidak mau membukakan mataku. Kemudian aku terbangun dan kali ini benar-benar bangun. Dengan mata terbuka dan kusambut terang -kuucapkan pada diriku, "aku senang dan aku bangun pagi." Tapi kenapa bayangannya masih tidak mau beranjak dari hadapanku.

kupejamkan kembali mataku kuanggap ingin segera mengenyahkan bayangan itu. Dan ketika kubuka mataku kembali, bayangan itu masih ada. Sungguh sangat tidak bisa kupercaya, aku masih berhadapan dengan bayangan itu sedari aku masih terlelap mimpi. Semakin aku mecoba mengenyahkan bayangan itu, semakin jelas pula bayangan itu berdiri kokoh dan tegap di mataku. Selang merasa kebingungan bayangan itu mendekat dan berucap ;

" Hi dad, how are you ?"

Suara itu, selebihnya tidak kukenal. Hanya warna dan tekanan pengucapannya merasa dekat.

"It's been so long dad, i`m trying to meet you, but i`m so scared..."

lirihnya agak sendu..
Seakan kelu dan dingin, ketika berusaha kuucapkan balasan salamnya. Tapi tak sepatah kata pun kata yang keluar dari mulutku.

Bayangan itu mulai menjelas, yang sedari tadi hanya warna gelap mendominan, sekarang tampak jelas sekali. Ketika bayangan itu mendekat, aku beranjak dari tempat tidurku, entah apa yang mendorongku untuk mendekat kepadanya. Raut wajahnya sekilas masih kukenal, karena masa berlalu begitu cepat. Namun perhatianku tertuju pada ibu jarinya, pada ibu jarinya terdapat tanda warna coklat sekilas terlihat ketika bayangan itu berjalan sambil memainkan ujung bajunya. Meski hanya beberapa detik, aku langsung yakin kalau itu tanda yang dia dapat semenjak lahir. Tingginya kira-kira 1,25 M. Rambutnya lurus dengan mata bulat berwarna coklat muda mirip dengan mataku. Kulitnya putih bersih berbulu lembut dan lebat dilengannya. Dia memakai kaus putih dan bercelana jeans biru. Gambar sablon kecil berinisial nama depan tertera di baju pada dada kirinya . Nama depannya adalah nama gelar ksatria, sengaja aku ambil karena aku sangat menyukai nama-nama "asli" bahasa ibuku. Nama yang sangat gagah sekali.

"i`m missed you,...." ucapnya terputus ketika bel jam berbunyi tujuh kali. Aku kemudian terhentak. Tiba-tiba semuanya tampak silau, aku masih terduduk di ranjangku. Kali ini bayangan itu tidak tampak. Hanya terdengar suara sedikitberbisik ditelingaku.

"Dad please.., do you missed me too ?"

dan akhirnya,

"Do you remember me ?" raut wajahnya berubah !

Di ujung pertanyaan itu, aku terhenyak. Di ujung pagi itu pikiranku tersedot pada ruang masa laluku. Di mana pada usia menjelang 24 bulan, seorang anak lelaki berjudi dengan keberuntungan. Tak henti-hentinya aku menyesali keadaan saat itu, saat dimana aku harus puas berperan sebagai peran pembantu. Seperti terdakwa yang mengetukan palu keputusan hukuman bagi dirinya sendiri. (bukan karma yang berulah) Dan kemudian waktu memakan peran disini. Sampai pada poros bumi memutarkan 48 purnama kemudian. dan wajahnya menjadi samar di setiap lembar ingatanku. Besoknya, menjelang malam mendekat batas subuh. Kutulis selembar surat, dankutuliskan beberapa versi kata ma`af dan kemudian ku ulang lagi di hari esoknya. Ya, dengan maksud yang sama pula. Sampai saat ini surat tak beralamat ini masih bertambah tapi dalam frekwensi menurun. Entah harus kusampaikan kemana surat-surat itu. tanpa pertanda dan tanpa petunjuk, sampai kapan rahasiaini aku bungkam. Sampai kapan rindu ini kupendam ? Tak satupun pertanyaan sempat kujawab mengenai semua ini.

Lembaran itu habis, sepertinya buku baru ini harus kutulisi dengan hati-hati. Setiap lembarnya penuh dengan percaya diri dan perhitungan. (setahuku, saat itu jika nilai percaya diri dan perhitungan bernilai antara 1 s/d 10, dan kudapat nilai 7 plus. Kini bayangan itu tidak pernah datang lagi. Berganti bibir mungil yang menjadi azimat dalam perjalanan hidupku kali ini. Sempat tidak sempat, ku ucapkan rasa sayangku padanya di setiap pagi. Sehinga tidak akan hilang padaingatanku. Jika aku pernah merasakan hidup.

ALJ/GGA

Komentar