Not Mood, Beuh !

Kalo sudah ngomongin takdir, tidak mungkin pembahasannya hanya sampai padahal halaman satu. Seolah-oleh aku faham betul dengan takdir. Percaya tidak percaya kehadiran takdir menjadi plot dalam kehidupanku. Semalaman aku berfikir, ini pembahasan yang berat dan dalam. Entah mungkin karena gara-gara semalam usai nonton film Forest Gump-nya Tom Hank, jadi kebawa-bawa. Engga juga tuh ! Langit sore di kota kelahiranku Bandung ternyata tidak kalah dengan tempat lain.

Meski Bandung tidak punya pantai, banyak juga yang dandan ala di pantai. Ya ya ya bukan itu maksudku, Sabtu kemarin rupanya hujan tahu diri dengan kebiasaan di Kota Bandung. Langit sore di Kota Bandung sangat indah, lembayung berwarna kuning orange mengarah pada warna coklat terang menghiasi pemandangan di sekitar Gedung Sate. Rombongan Viking (Persib Fans Mania) turut meramaikan sekitar Gazeebo utara dekat perempatan Rumah Makan Gazeebo dan kantor Kejaksaan Bandung. Warna biru-biru sesuai dengan julukan PERSIB si Pengeran Biru menjadi warna dominan rombongan tersebut. Bukan hobiku beramai-ramai di jalanan (konpoi) tanpa mengenakan helm mengadakan aksi “heroik” ala mereka yang terkesan brutal dan seenaknya. Mungkin aku lebih suka duduk di depan meja menghadapi monitor ACER-ku bersama rokok favourite dan segelas besar kopi hitam yang kental. Apalagi ketika suasana sore seperti ini yang dijamin melahirkan beberapa ide konyol.

Sore itu motorku, aku arahkan menuju arah timur Bandung via depan kantor RRI Bandung melewati Kawasan Pusdai menelusuri Jalan Supratman dan Perempatan Jalan Ahmad Yani kemudian belok ke kiri menuju Cicadas. Kemana ? jangan tanya, aku sendiri belum tahu hendak kemana. Sudah seminggu pulang kerja aku langsung ke rumah, dengan badan setengah basah. Hari ini di sore yang cerah berhiaskan lembayung, nanti malam pasti ada beberapa kerlap-kerlip menghiasi langit yang tak berbatas itu. Persetan dengan hujan, sore itu tidak ada hujan !
Karena sore beranjak malam aku tidak begitu kencang memacu motorku, terus terang saja masih sedikit takut dengan kejadian patah stang motor di Cipanas Puncak beberapa waktu yang lalu. Meninggalkan “mainan” kecil pada lutut dan sikut kananku. Beuh !

Sabtu malam minggu, dimana semua orang pergi keluar mencari hiburan. Tapi pukul 19:00 WIB aku sudah memutar jalan mengambil rute pulang. Usai sedikit berbelanja beberapa kebutuhan Galuh. Ada sebungkus popok ukuran “M”, minyak penghangat tubuh dan beberapa dus makanan bayi khusus penambah berat badan. Dan malamnya seperti biasa aku terpaku di depan monitor (lagi?) sepertinya sudah menjadi kebiasaan sekarang 8 jam siang hari dan 8 s/d 10 jam pada malam hari. Mataku yang sudah ¾ minusnya pasti sudah bertambah lagi minusnya.

Asem ! acara nulis ini barusan terhenti gara-gara anak kost sebelah. Kakaknya baru pulang malam-malam begini, minta dibukain pintu gerbang. Terpaksa kubukaan juga, padahal tadinya aku berniat pura-pura tidur saja. Kasihan, itu dalam benakku. Mungkin saja kakaknya udah kebelet pengen buang air besar, tau sendiri kan ? kalau perut udah engga bisa diajak konpromi bisa-bisa kehormatan bisa terenggut kalo harus kebobolan di jalan.

Nah sampe sini mood nulis udah hilang, udah dech sampe di sini. Engga ada juntrungannya emang, cman jaman sekarang susah nyari mood yang enak buat ngerjain sesuatu. Apalagi kalo udah menyangkut kerjaan. Lagi enak-enaknya ngerjain sesuatu eh terpotong iklan yang seenaknya nyelonong depan hidung dengan tidak ada rasa pedulinya. Gimana euneug kan ? Yah seperti barusan, mereka tidak salah seh.. cman jadi bete aja… lagian udah malem ah. Met bobo ! tomorrow is Monday, and just like anybody else… I hate Monday !!

Komentar