Biarkan Bintang Menari

Hari Senin malam Selasa seperti biasa TransTV menggelar pemutaran film dari Layar Lebar. Minggu lalu, ditayangkan film "Jelangkung" kisah 3 orang pemuda dan 1 orang pemudi yang mencoba berexplorasi di dunia alam gaib. Di luar kemampuan mereka, mereka mencoba mengadu antara akal sehat dan dunia lain. Mungkin sudah banyak yg nonton film "Jelangkung" ini. Dan sekarang yg akan dibicarakan adalah film "Biarkan Bintang Menari".

Film yg diproduksi oleh pada tahun 2003 ini, jalan ceritanya cukup menarik, kisah tentang tumbuhnya cinta semenjak anak-anak dengan latar belakang Desa kecil yg bernama Cimelati, yg berada di kaki gunung Patuha. Penuturan ceritanya ala cerita dongeng klasik, tentang sang putri dan sang pangeran yang hidup disebuah kerajaan. Dimana terhampat padang rumput yg biasanya Neyna dan Grey menghabiskan waktu bermainnya bersama disana. Grey yg sangat suka sekali dengan teropong milik ayahnya, dia selalu saja membicarakan tentang bintang.

"Setiap lahir satu bintang di langit maka akan tumbuh 1 cinta hadir di hati manusia, semakin bersinar cahaya bintangnya, semakin bersinar pula cinta yang tumbuh di hati manusia.." tutur Grey, jumlah bintang di langit sama dengan jumlah cinta di muka bumi."

Kebersamaan antara Neyna dan Grey tidak berlangsung lama, Ayahnya Grey bermaksud untuk pindah ke Jakarta. Kepindahan Keluarga Grey membuat Neyna harus kehilangan Grey. Neyna menangis. Dia tak mau kehilangan Grey, dari sini tak sadar cinta tumbuh dalam diri Neyna, meski masih kecil. Sebelumnya Grey memberikan kenang-kenangan kepada Neyne berupa kalung berbentuk Bintang kepada Neyna, Grey ingin memberikan sesuatu kepada Neyna.


from:http://www.vision.net.id


#! Biarkan Bintang Menari, film ini sangat bagus -penuturan ala Dongeng klasik dan diselingi lagu-lagu bak film India. Ternyata Indonesia masih ada orang-orang berbakat yang mampu menuangkan ide-ide cantik mereka ke layar lebar. Meski kisang usang FFI masih saja belum berdiri tegak menilai kemampuan bangsa sendiri. Selain film-film lainnya yg pernah mengebrak dunia per-filman Indonesia yg sudah lama tertidur pulas, dibius oleh serangan Telenovela dan Sinetron. Saya pikir Indonesia sedang bangkit dalam segala hal, tentunya dengan berbagai resiko dan akibat yg akan menerpa. Semoga saja, Indonesia bisa membangunkan FFI dan menaikan citra perfilman di kancah yg lebih luas lagi.

Komentar