Masalahku

Seperti biasa malam ini, sulit rasanya untuk dipejamkan. Meskipun beberapa kali kucoba untuk menenangkan pikiran ini. Sepertinya sama saja, malam ini temanku sepi dan sebatang rokok yang sudah tak bisa menyala lagi. Tak ada suara lainnya, selain nyanyian cicak yang entah bersembunyi dimana. Dan dengungan kipas prosesor pada komputer yang makin jelas. Seolah semuanya terdiam dan berhenti. Malam ini seperti halnya malam kemarin, ku sibukan perhatianku ini pada layar monitorku. Menulis dan menulis, hanya ini yang bisa aku lakukan pada saat seperti ini. Kebebasan yang kudapatkan dari menulis sepertinya mutlak tapi semu. Seakan mempunyai satu dunia lain dimana tak bisa dihubungkan dengan kenyataan yang aku hadapi sekarang ini. Entah sejauh mana perasaan ini bisa meraba. Amarah yang kurasa semakin hari semakin membara, pada dendam yang tak berwujud, pada napsu yang semakin waktu berlalu semakin tak ada alasan untuk mengingatnya. Tapi api dendam ini semakin membara. Antara satu letupan dan letupan lainnya, seolah-olah ini hanya awal dari semuanya. Entah apa itu. Aku sendiri masih belum pasti tahu dan mengerti apa itu. Inikah titik jenuh itu ? ataukah ini hanya sejenis godaan sementara dimana jika aku akan berhasil melewatinya akan mengerti semuanya yang telah terjadi. Dan waktu begitu tak berasa dalam berjalan dari hari ke hari. Rutinitas ini membuatku gila. Membuat ego semakin menjadi-jadi. Bebalnya perasaanku menjadikanku sangat -sangat sekali arogan.

Komentar