Indonesia Sedang Lucu-Lucunya..



Masih ingat 17 Agustis kemarin ? salah satu kegiatan yg sepertinya mutlak harus ada di bulan Agustus adalah Lomba Panjat Pinang. Meski kini di Jakarta pohon pinang sendiri hampir susah ditemukan tumbuh di daerah Jakarta sendiri. Bandung ? sama saja. malah di daerah sendiri tidak mempergunakan pohon pinang sebagai bahan untuk acara panjat pinang. Tetap saja acaranya disebut panjat pinang.

Dalam permainan ini dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari beberapa orang saja -ini tergantung pada total peserta. Dalam permainannya setiap kelompok bahu membahu untuk mendapatkan salah satu bingkisan yg diikat di ujung batang pinang. Bonus bagi yg bisa mengambil bendera di tengah-tengah ujung batang pohon pinang, berhak untuk mengambil semua hadiah yg ada. Jaman sekarang, hadiah yg terikat di ujung pohon pinang berbeda dengan dahulu. Artinya "mengikuti jaman", kalo dulu paling banyak hadiahnya berisi, sarung atau sajadah -paling ada juga sepatu, tas, atau baju -baju yg berharga sedang (engga mahal-engga murah) Kalau sekarang, kebanyakan berhadiah amplop, jadi pihak panitia juga tidak bergitu repot untuk memasangkannya. Dan bagi peserta juga tidak begitu repot untuk mengambilnya. Adapun cara memanjatnya dengan menaiki anggota yg lainnya, bak tangga hidup -pada posisi paling bawah jelas harus anggota yg mempunyai daya tahan tubuh yg kuat, disamping mempunyai postur tubuh yg besar dan tinggi. Pada ujung tombak, alias paling atas -anggota disarankan untuk mempunya postur tubuh yg kecil, lincah dan tentu saja ringan. Kebersamaan sangat terasa, meski rasa ingin memiliki lebih dari yg lain masih ada terselip.



Presiden Indonesia untuk periode mendatang, sudah tentu bisa disebutkan namanya dengan pasti. Meski partai-partai lain, membuat "gank" dengan label Partai Kebangsaan. Untuk yang satu ini sudah terlihat jelas, pada hari pertama perhitungan suara pilpres putaran II saja, angka pemilih bagi pasangan capres ini langsung menduduki posisi teratas. Terus terang saja, unggulan saya sebetulnya sudah "dieliminasi" ketika Pilpres Putaran I. Dan untuk pemilu presiden kemaren saya memilih idem saja. Tapi bukan berarti saya sefaham dengan GusDur yg memilih untuk tidak memilih. (nah loh..) ini soal prinsip yg hasilnya sama tapi latar belakangnya yg berbeda. Sementara dikubu partai yg menjadi pentolan pada partai kebangsaan saja, kini jadi terpecah. Lucunya kejadian perpecahan ini mengingatkan pada kejadian di sekolah esempe dulu. Dimana ada beberapa kelompok anak-anak yg berseteru dengan kelompok lain gara-gara cewe, padahal mereka satu sekolahan dan satu kelas lagi. Masing-masing kelompok cari-cari simpati di depan sang cewek idola, meski kalau ditanya langsung. Mereka mungkir kalau mereka sedang memperebutkan salah satu teman cewek mereka. (nah... nah... sudah melantur jauh)

Kebetulan saya doyan nonton tv, pada salah satu tanyangan berita sore hari. Dimana dilaporkan para petinggi negara termasuk capres mengikuti uparaca hari ulang tahun ABRI. capres yg kalah dan capres yg memenangkan pemilu ada pada satu tempat, tapi lucunya mereka tidak tegur sapa satu dengan yg lain. Dan ini diluar dugaan bagi para wartawan yg sudah berat bawa-bawa camera yg Lens Zoom-nya segede-gede pipa PDAM. Belum lagi usai BOM di Kuningan Jakarta, Indonesia yg tercinta ini dihebohkan dengan kasus penyandraan TKW Indonesia di IRAK. Meski akhirnya bisa dibebaskan, Deplu sempat dan masih bingung dengan indetitas para sandera yg indetitasnya masih simpang siur. Bagi saya disini ada kisah lucunya, dimana sang penyandra meminta tebusan untuk membebaskan Ba`Asyir jika para sandera ingin segera dibebaskan. Tapi pemerintah Indonesia menolak untuk memenuhi tuntuan para sandera itu, apalagi dari pihak Ba`asyir sendiri tidak mau dibebaskan dengan cara seperti itu, malah balik menyeru untuk segera membebaskan para sandera tanpa syarat. (Nah loh, kecele...!!)

Usai iklan beberapa saat, berita dilanjutkan dengan pencarian pelaku kasus pembobol bank BNI, yg kini diduga sudah kabur ke luar negeri dengan mengelabuhi pihak imigrasi dengan memakai indetitas palsu. Kini dokter yg menyatakan pelaku sakit ketika turunnya surat pemanggilan oleh Kejaksaan kini diperiksa, berikut sang pengacara. Sepertinya, trik yg sering dipakai para pejabat yg terkena kasus masih tokcer. Dengan berpura-pura sakit, trus kabur dech keluar negeri. Nah kalo sudah ke luar negeri kan repot ! Pada kasus tersangka dokter azhari saja, yg diduga berada diluar jawa, bahkan diduga sudah kabur ke luar neger, eh.... masih ada di Jakarta.

Berita lainnya yg tidak kalah seru dan asyik ditonton adalah rapat pemilihan ketua MPR yg berlarut-larut. Meski akhirnya yg terpilih dari partai PKS, hanya saja dari efektifitas kerja pemilihannya sangat lambat. Bukan apa-apa soal dana di sini bisa disenggol. Kalo MPR sudah rapat jelas biaya tidak sedikit yg keluar dari kocek negara. Meski terkadang lucu (lucu lagi !?) ketika rapat sedang berlangsung, salah satu peserta rapat tidak sengaja tersorot oleh kamera sedang nikmat "BOBO SIANG" di depan mocong microphone. hhihihi... ZZzzZZzzZZ

Jadi Bangsa Indonesia sedang mencoba merangkak untuk berdiri dan maju. Dalam mengejar ketinggalannya Bangsa ini masih saja ada yg merongrong dari dalam. Entah apa pikiran mereka. Jangan terlalu munafik, walau memang kenyataannya begitu. Wong Colok !! Wong Cilik !! ah... basi.... kita lihat saja kinerja mereka yg sudah terpilih. Semoga Presiden terpilih bisa menjalankan janji-janjinya mereka ketika rame-ramenya kampanye di bawah terik matahari.

Komentar