Bisnis di Studio Musik, kenapa tidak ?

Bisnis di bidang studio musik sepertinya mudah, pernah anda memperhatikan bisnis jasa di daerah terdekat anda ? misalnya studio musik. Berapa lama bertahan ? 2 tahun ? 10 tahun ? 6 bulan ? Saya pernah loh, menyaksikan seorang kenalan "memborong" alat musik lengkap dengan sound system untuk skala "awal" Menurut saya skala awal adalah standarisasi awal untuk fasilitas studio musik yang mungkin bisa bertahan di lingkungan kota Bandung.
(image studio kontrol dicomot dari dagstudio.co.nr-nya kang Dadang - BDG)
3 bulan berjalan, satu persatu barangnya dijual dengan alasan yang cukup masuk akal. Masuk bulan ke-6 studio kenalan saya ini yang tersisa hanya peredam ruangannya saja yang masih melekat dan plang nama studionya.

6 bulan ! bayangkan apa yang terjadi ? saya sendiri masih belum tahu apa yang terjadi dengan studio musik kenalan saya ini ? Lain cerita dengan kenalan saya yang satunya lagi (banyak kenalannya yach ?) Awalnya usaha sampingan pada studio musik rental biasa, dengan standar awal yang saya ceritakan di atas. Sekarang, spesifikasinya tidak banyak berubah, hanya pada aksesoris sound system studionya sedikit maju. Fasilitas pun bertambah dengan adanya jasa service Audio Tracking, tentunya tambahan untuk sistem ini pun ada.

Menurut saya (sambil nyeruput segelas kopi) berbisnis rental studio musik ini sama dengan bisnis jasa lainnya. Fasilitas tempat, akses ke lokasi, pelayanan konsumen, kualitas alat yang disediakan, dan lain-lain. Dengan kata lain, jika ingin berbisnis ini awali dengan keseriusan (iya donk! jelas..) karena ini melibatkan uang dan jumlahnya tidak sedikit. Rupiah lohhhh.... DUIT!! *gaya om Rhoma Irama*

1. Lokasi
Mungkin anda bisa memanfaatkan sebagian ruangan di tempat tinggal anda untuk dijadikan studio musik, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. strategis kah ? kira-kira market/konsumen mana yang jadi sasaran |? dekat dengan keramaian umum kah ? kira-kira tetangga ada respon negatif tidak ? ada tempat parkir ? minimal untuk motor, karena di Indonesia pengguna motor lebih banyak dari pada semut di ladang... hehehehe

Nah, jika lokasinya masuk gang sering-seringlah membuat flamplet kecil-kecilan untuk promosi studio rental anda. Lokasi rental dekat dengan area kampus atau sekolah lebih baik.. disarankan. Karena pada saat ini di Indonesia sedang ramai-ramainya kompetisi band, ini bisa menjadi pemicu banyaknya minat untuk latihan di studio musik rental.

Bagaimana dengan kompetitor ? maksudnya ada rental studio musik lainnya di daerah anda, kalau menurut saya tidak masalah selama tidak saling berhadapan lokasinya. Meski banyak Alponmart dan Indimart yang berdiri saling berhadapan di kota Bandung, yang semakin mempertajam saingan dalam bisnis pasar-mart. loh kok ? jadi ngawur ???

Alponmart dan Indimart ; jika ada persamaan nama itu hanya kebetulan saja, tidak ada unsur kesengajaan, ini hanya perumpamaan saja, oraits ???
Saingan rental tidak masalah menurut saya, bersaing dengan sehat saja. Misalkan dengan dibuatnya program-program untuk menarik perhatian konsumen untuk datang lagi ke tempat kita, misalnya (lagi) rental 3 jam pada hari senin dapat 1 jam gratis dan 5 botol softdrink, kenapa tidak ? Bisa juga dengan spesifikasi rental di tempat kita lebih bagus daripada rental yang ada, dengan tidak menjatuhkan pasaran harga sewa. Dan masih banyak lagi....

2. Spesifikasi Alat
Seperti yang pernah saya beritahukan via sms, komentar, email, verbal, dan telepon. Menurut saya spesifikasi studio rental musik dibagi menjadi 3 kategori besar ;

- Spesifikasi alat lokal
Bisa saja anda beranggapan untuk memilih semua alat-alat anda lokal saja, karena anda berasumsi dengan kondisi daerah anda bukan daerah yang lebih memperhatikan kualitas tapi lebih memperhatikan segi ekonomisnya, dalam hal rental alat musik yach ? Atau seperti biasa karena budget yang terbatas, jadi anda "memaksakan" dengan dana yang ada. mmmhh ?

- Spesifikasi alat lisensi
Nah untuk spesifikasi ini lebih banyak "mengilhami" karena selain tidak mengenyampingkan kualitas dari segi harga untuk beberapa kalangan sudah masuk daftar mereka. Dan fasilitas ini yang sering saya sarankan untuk memulai bisnis Studio Musik Rental, khususnya di daerah bandung dan sekitarnya. Meski kita hendak "coba-coba" atau perumpamaan unik lainnya "iseng-iseng" berbisnis ini, jangan mengenyampingkan kualitas dari fasilitas yang akan kita "pasang" di Studio musik. Bisnis apapun beresiko, kalau tidak mau beresiko jangan berbisnis, jangan hidup lah sekalian ! hidup itu penuh resiko loh !! (kok!?)

- Spesifikasi alat build up/original
Yang satu ini sepertinya tidak perlu dipertanyakan kembali mengenai kualitas, tinggal keselarasannya saja. Jangan mentang-mentang budgetnya setinggi burung camar terbang di udara, menyediakan barang tanpa perhitungan yang matang. Keselarasan dari alat-alat juga menurut saya lebih jauh harus diperhatikan. Misalkan ; untuk lead ampli gitar Marshall JCM 900, untuk rhytem juga tidak mau kalah menggunakan Marshall JCM 900. Wah menurut saya ini pemborosan..untuk langkah awal bisnis alat musik, kenapa tidak menggunakan Roland JC-120 saja yang notabene lebih murah tapi tidak menurunkan kualitas pada posisi rhytem ampli ? untuk rhytem kan biasanya mengiringi sang lead guitar ? tidak untuk saling mendominasi pada lagu ? kalau untuk tampil di panggung lain hal itu mah atuh cuy....

Dengan tidak menjatuhkan "wajah" produksi dalam negeri saya tidak mengatakan produksi dalam negeri itu jelek, bisa-bisa saya ditimpuk sepatu merk "JK Collections" hanya saja dalam Bisnis Rental Studio Musik ini sedikit beda, sedikit "korban mode" kadang di daerah sekitar Bandung sendiri kalau nge-rental di studio musik yang tidak pakai Amply head cabinet berlabel Marshall kadang kurang peminat. yah... sodara-sodara "branded mind" masih kuat dan entah kapan bisa berubah ke "Quality Mind" itulah sebabnya semakin banyak barang-barang (tidak alat musik saja) yang mempunyai embel-embel lisenced bergentayangan di Indonesia.

Ada kenalan saya yang bercerita (kenalan lagi ?) yang bercerita ketika dia akan pentas di sebuah pagelaran musik di daerah alun-alun kota Bandung, merasa kaget karena dia pikir head cabinet yang nongkrong selama ini di panggung bukan merk Marshall yang dia kira, melainkan merk lokal yang baru-baru ini diusung untuk diperkenalkan di khalayak. Tapi respon kenalan saya ini tidak begitu baik, permainan dia pun tidak dia jalani 100%. Padahal kalau saya perhatikan sama saja kok, gitu-gitu aja keluaran soundnya. hehehe..
Nah ini dia, apakah dalam hal ini mau coba-coba ? kita tidak bisa memaksakan idealisme. percaya dech...

3. Manajemen
Penting, untuk mempunyai sistem manajemen yang rapih dan canggih dalam sebuah usaha rental studio musik. Canggih ini bukan berarti melibatkan blackberry, laptop atawa lainnya. Tapi sistem manajemen yang bisa mengatur pengeluaran dari studio musik ini.
Seperti kita ketahui bahwa operasional memerlukan biaya, misalnya listrik dan telpon (telpon penting loh, minimal handphone minimal untuk konsumen baru yang menanyakan alamat jelas studio atau booking tempat lah....) dan dalam hal biaya perawatan ; cadangan snar gitar, stick drum, atau cadangan cymbal siapa tahu dapat pelanggan yang baru bisa mukul cymbal langsung retak ?!
Semua diatur dalam satu manajemen yang teratur.

4. Budget
ini dia yang paling ditunggu-tunggu. Saya akan sebutkan minimal nominal untuk rental studio alat musk, tapi nominal ini bisa berubah sesuai lokasi dan sesuai dengan kurs uncle sam yang berlaku.
Kenapa saya bisa mengatakan nominal berbeda menurut lokasi ; misalnya harga cymbal Zildjian ZXT titanium yang dipakai Peterpan di Bandung berlabel harga di atas 3 juta lebih, bisa saja di Kalimantan sana barang yang sama tapi harga berbeda dengan selisih 300 ribu sampai 500 ribu.. (tergantung toko alat musiknya juga seh, kalau tokonya milik engkong sendiri sih mungkin bisa lebih murah... hehehehe)
Meski produk lokal naik turunnya dollar bisa pengaruh loh, karena bahan baku dari produk lokal tersebut belum tentu sama-sama produk lokal.
Saya sering sok tahu dengan memberikan takaran angka untuk studio alat musik ; untuk Spesifikasi alat-alat buatan dalam negeri kisaran budget antara 25 juta sampai 35 juta, nah kalau untuk produk lisensi pada kisaran 40 jt s/d 75 jt dan untuk ukuran build up bisa sampai 75 juta lebih.... oh ya... budget kisaran saya tersebut belum dimasukan untuk biaya sewa tempat (kalau bukan tempat sendiri) dan peredam ruangan.

Muncul pertanyaan penting lainnya... budget itu untuk barang baru kan ? kenapa tidak untuk barang second ?

nah untuk barang second tidak dapat menjadi acuan budget karena pada setiap toko yang menjual alat musik bekas, TIDAK setiap saat mereka mempunyai stock alat musik bekas yang lengkap untuk studio musik. Maksudnya, bisa saja dari satu toko dapat drum dan keyboard. dari toko lain bisa dapat ampli gitar dan gitar bass-nya dan ini bisa sangat lambat.
Dan budget yang saya tuliskan di atas TIDAK bisa dijadikan acuan yang baku, dari budget di atas bisa saja berlebihan atau bahkan kurang sama sekali. Hanya kisaran saja. Bisa jadi jika anda lebih teliti dan sabar anda mengumpulan dan berburu barang bekas dan baru dipadukan, bisa saja. Ini hanya sedikit gambaran saja.

Menentukan "soft opening" juga penting, dari mulai budget yang sudah ada, tahap survey lokasi, survey dan perbandingan harga sampai pada pembelian. Dilanjutkan dengan pemasangan peredam, instalasi dan setting sampai pada hal yang kecil-kecil. Ada harusnya menanyakan hal-hal perencanaan ini pada orang yang lebih berpengalaman yang anda kenal, atau kalau bisa pada orang yang mempunyai bisnis seperti ini, untuk masukan dan saran-saran mereka tidak bisa dibuang begitu saja.

Target misalnya dalam 3 bulan pada hari "H" harus sudah dibuka. Seminggu atau 1/2 bulan sebelumnya lakukan kegiatan tersembunyi menyebarkan pamflet-pamflet di sekitar daerah anda atau di fasilitas umum, dekat-dekat sekolahan atau kampus. Akan dibuka Studio Musik dengan fasilitas bla... bla... bla.. lengkap dengan kamar mandi/wc, area parkir, kantin kecil dan lain-lainnya. Nah kegiatan penyebaran pengumuman ini jangan hanya menjelang pembukaan saja, lakukan sebulan sekali -maka dari itu program-program promo juga harus dibuat ; seperti : pada musim liburan sekolah atau musim kompetisi adakah diskon-diskon khusus. Penting itu, untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan menambah pelanggan yang baru.

Dalam otak saya ini mungkin hanya ada 4 poin yang bisa yang "ceritakan" untuk tips berbisnis dalam bidang rental studio musik. Hasil dari perbincangan sana-sini, baca sana-sini, tanya sana-sini dan lain-lainnya di sana sini juga. Mungkin ada yang bisa ditambahkan disini email dan komentar terbuka untuk siapa saja.

Sebetulnya masih banyak yang bisa saya tulisakan di sini, karena keterbatasan otak saya dan daya tahan jari-jari saya mengetik, jadi saya cukup-cukupkan sampai di sini dulu. Pokok bahasan bisa bertambah dengan munculnya pertanyaan dalam komentar-komentar yang sekira bisa menjadi jembatan komunikasi munculnya saran dan kritik untuk tulisan ini. Yang ingin menduplikat tulisan ini dalam media lain sekiranya tidak menghilangkan alat url blog mamang ini ; http://udung.blogspot.com

Matur tengkiyuh...

Komentar

  1. wah.. wah..
    mang udung udah punya berapa studio band? hehehe

    BalasHapus
  2. tks mang udung, uraiannya sebagai masukkan saya, memang ada rencana buka studio dijakarta, lagi cari tau sistem managmenent sewa nya dan investasi biaya serta jenis2 alatnya sekali lagi tks infonya

    BalasHapus

Posting Komentar

Hatur nuhun...