KAMI DAN BEBERAPA KISAH KENANGAN KAMI (DAN BANDUNG)

Dua hari lamanya, hujan enggan hadir. Meski begitu matahari hanya perkasa di seberapa bagian hari saja. Menjelang rembulan hendak menunaikan tugasnya, udara mendingin masih juga terasa dan bising hidup semakin menjadi. Yang diharap memang hujan tidak perlu hadir saat itu. Agar matahari menorehkan kisahnya purna membayang di balik awan. Kami menyusuri jalanan pinggir kota, menikmati sinar matahari yang mulai memudar. Di sisi pinggiran kota, lalu lalang kendaraan semakin ramai. Biar kemarin dan kemarin lusanya juga hujan merasa belum menjadi tugasnya membuat jalanan kota kami basah. Kami berbincang dan menyenangkan, memilih rute paling jauh seolah kami tidak ingin melewatkan suasana ini. Kadang berbicara soal rencana, sempat membahas soal masa lalu. Terdiam membayangkan sepuluh tahun ke belakang, saat semuanya masih serba sederhana. Kendaraan yang kami tumpangi terus membelah jalan menelusuri bagian kenangan dari masa lalu. Di suatu masa saat ego kami masih menguas...